Aerial Photography, Sebuah Sudut Pandang yang Berbeda

22 Desember 2022

558

Saat ini tren fotografi semakin berkembang seiring kemajuan teknologi yang beragam. Kualitas gambar yang dihasilkan pun semakin tinggi. Beberapa dari Anda pasti sudah sering melihat foto-foto yang dihasilkan dari ketinggian atau diambil dari udara dengan jangkauan view yang sangat luas. Dalam dunia fotografi, pengambilan foto udara tersebut dinamakan aerial photography.

 

Lalu, apa sih Aerial Photography itu?

 

Teknik Aerial Photography pertama kali dipatenkan oleh Gaspar Felix Tournachon atau dikenal juga dengan Nadar, seorang fotografer asal Perancis pada abad ke-19.

 

Secara etimologis, fotografi udara berasal dari bahasa Inggris, Aerial PhotographyAerial sendiri berarti udara, sementara photography adalah seni menangkap cahaya menggunakan kamera. Jadi, fotografi udara atau Aerial Photography adalah teknik memotret permukaan bumi atau fitur atmosfer dan hidrosfer menggunakan kamera yang dipasang di pesawat terbang, roket, drone,  satelit yang mengorbit di luar angkasa termasuk teleskop, balon udara, burung dara, dan lain sebagainya. Kamera yang dipasang dapat dipicu dari jarak jauh atau otomatis yang dioperasikan oleh seorang fotografer.

 

Saya mengenal Aerial Photography sejak tahun 2015. Awalnya, saya menyukai fotografi tetapi belum tahu apa itu Aerial Photography. Ketertarikan pada Aerial Photography muncul saat saya melihat dari berbagai sumber, media sosial (Instagram, Facebook). Banyak orang menggunggah hasil foto-foto udara yang diambil dengan menggunakan drone. Sejak saat itu,  saya pun mulai penasaran dan melakukan berbagai riset seperti mencari merk drone apa yang digunakan, kemampuan terbang, daya tahan baterai, dan yang terpenting adalah kemampuan kameranya, selain harga yang barang tentu membuat saya berpikir keras.

 

Akhirnya, keputusan saya ambil untuk membeli sebuah drone dengan harga yang terjangkau dari merk yang menurut beberapa orang dan berbagai review menunjukkan keandalannya. Bersama seorang teman kuliah S2 yang memiliki hobi sama, kami mulai belajar cara menerbangkan drone. Ternyata tak semudah yang dibayangkan.

 

Beberapa kali drone kami jatuh dan menabrak dahan pohon. Pernah juga tangan kami terluka karena mencoba menangkap drone yang akan mendarat. Bahkan, berlari mengejar drone karena baterai habis maupun mencari dimana drone kami mendarat.

 

Singkat cerita, kami mulai biasa menerbangkan drone, dimulai dengan menerbangkan drone di area terbuka, mencoba menerbangkan naik dan turun, maju dan mundur, cepat dan lambat, belok kanan dan belok kiri. Saat itu kami belum berpikir tentang fotografi. Bisa terbang dan drone kembali dengan selamat sudah merupakan suatu keajaiban menurut kami.

 

Seperti pepatah “bisa karena terbiasa”, pada akhirnya kami mulai lancar menerbangkan drone. Foto dan video mulai dihasilkan dan hasilnya membuat takjub. Tentu hasilnya berbeda dengan hasil foto kamera handphone atau kamera DSLR. High  Angle  yang dihasilkan mustahil dilakukan oleh kamera biasa. Sudut pandang pun berubah, kita bisa melihat puncak sebuah gedung bertingkat, jembatan, sebuah patung yang tinggi secara detil, kawah gunung,  hamparan hijau sawah dan birunya laut dari hasil foto aerial.

 

Hasil foto maupun video mulai yang kami unggah di Instagram ternyata memiliki banyak respon. Hal tersebut memacu saya untuk meningkatkan skill dalam Aerial Photography dengan bergabung dalam komunitas Aerial Photography di berbagai media sosial. Ternyata, akun-akun pecinta Aerial Photography dari segala penjuru dunia yang ternyata lebih dulu melakukan ini. Teknik menerbangkan drone dan pengambilan foto atau video dapat ditemui dari berbagai akun tersebut.

 

Source : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-suluttenggomalut/baca-artikel/13932/Aerial-Photography-Sebuah-Sudut-Pandang-yang-Berbeda.html

Have a question?

We are here to answer any questions you have regarding the survey services. Please reach out if you would like to explore your project together or if you need some expert advice.

× Chat with us on WhatsApp